Tuesday, September 16, 2008

The Apple Way


Pelajaran dalam Keajaiban dan Margin

Judul buku : The Apple Way
Penulis : Jeffrey L. Cruikshank
Penerbit : Esensi, Jakarta
Edisi : I, 2008
Tebal buku : xxiii + 278 hlm. (Hard cover)

Teladan dan kearifan hidup itu berawal dari kedewasaan, pengalaman, dan kematangan. Sikap hidup sukses itu selalu ada dalam jiwa yang sehat, yang berkemaun keras, menyadari kesalahan dan mau memperbaikinya, menikmati keberhasilan dengan tetap berkontribusi pada evolusi hidup berkesinambungan dan visioner.

Filosofi kearifan hidup inilah yang melatari hampir semua aspek kehidupan seseorang maupun institusi atau organisasi perusahaan. Mereka yang sukses adalah pribadi tangguh yang memandang kesalahan yang dilakukan sebagai kawah candradimuka untuk bangkit dan tetap bersahaja menyambut kesuksesan dengan tetap berpijak pada tatanan.

Masa depan tidak selalu baik, dan—tanpa kasih sayang—masa depan mungkin tidak akan bertahan lama. Tetapi, kita harus menatap masa depan itu. Penyair Anglo-American dan penulis terkemuka abad ke-20, Wystan Hugh Auden (1907-1973), mengatakan, “Melihat jauh seperti burung elang, mereka mencari masa depan yang berbeda.” Ya, kita harus menyambut dan menatap masa depan itu jauh ke depan (visioner) seperti elang.

Itulah yang dilakukan Steve Jobs, salah seorang pendiri Apple Company, perusahaan berbasis teknologi paling visioner sekarang ini yang menitikberatkan kekuatan manajemennya pada sektor litbang atau research and development (R&D). Bagi Steve Jobs dan para visioner Apple Company, menemukan masa depan tidaklah cukup. Harus dicari terobosan baru (inovasi), melewati rintangan dan tantangan, serta menggenggamnya erat.

Soichiro Honda (1906-1991), industrialis terkemuka Jepang yang dilahirkan di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang, pernah mengatakan bahwa “Success is 99,9% failures”. Filosofinya adalah bahwa untuk meraih keberhasilan itu butuh pengorbanan, kerja keras, ulet, tangguh, dan kembali bangkit bersemangat setelah terjatuh jungkir balik.

Kisah sukses, ketangguhan, kuelatan serta kekuatan inovasi dan berjiwa visioner yang pernah dilakukan Apple Company dengan icon-nya, Steve Jobs, itu dirumuskan dalam “buku hebat” oleh penulis buku manajemen terkemuka, Jeffrey L. Cruikshank. Pembaca akan dibuat tercengang dengan kiprah Steve Jobs, yang pernah terusir dari Apple Company yang ikut didirikannya, lalu bergabung kembali untuk membesarkannya.

Buku The Apple Way yang belum lama ini diluncurkan oleh penerbitnya, Esensi (Erlangga Group) di Soho Music CafĂ©, Cilandak Town Square (21/8) ini melengkapi buku sejenis bergenre “way”, seperti Toyota Way, Google Success Story, dan Nokia.

Membaca The Apple Way serasa menyimak novel thriller yang penuh intrik dan membuat jantung pembaca berdegup kencang. Buku ini tidak saja menyajikan kisah sukses dan geliat perusahaan berbasis teknologi, tetapi juga mengungkap jatuh bangunnya sebuah tim dalam memberdayakan sumber daya manusia yang kemungkinan juga bakal ambruk.

Dion Dewa Barata, dosen Strategic Management pada Universitas Pelita Harapan (UPH), mengatakan bahwa sebagai perusahaan berbasis teknologi, Apple Company berhasil memadukan keunggulan teknis dengan keindahan seni dan mentransformasikan keduanya menjadi pengalaman emosional bagi konsumennya. Faktor emosional inilah yang menjadi salah satu keunggulan daya saing Apple, yang sulit ditiru kompetitornya.

Menyebut nama Apple Computer, kita tentu teringat teknologi iPod yang penjualannya telah melampaui angka 10 juta unit di seluruh dunia. Juga rasa kagum kalangan dunia usaha bisnis melihat lonjakan harga saham Apple Company sebesar 250% dan membukukan laba bersih sebesar 530% dalam kurun waktu hanya setahun. Prestasi luar biasa yang pernah dicapai sebuah perusahaan piranti teknologi berbasis computer.

Yang menarik, prestasi besar ini dicapai Apple Company dengan cara yang tidak biasa. Melalui gejolak penuh liku internal manajemen, dengan perjuangan penuh tantangan untuk memperkenalkan produk komputer “Lisa” (Local Integrated Software Architecture) di tahun 1983 dan sukses iPod dewasa ini. Dalam posisi ini, Apple boleh dikatakan telah melakukan perubahan radikal dan revolusioner dalam industri berbasis computer.

Apple Company belajar dari kiprahnya bahwa perusahaan ini tak dapat melakukannya sendiri, meskipun cerdik. Pasar berkembang begitu cepat, teknologi berkembang makin kompleks, dan semakin banyak orang pandai yang melakukan inovasi dan investasi. (Syafruddin Azhar)