Thursday, August 28, 2008

Hitler’s Pope: Sejarah Konspirasi Paus Pius XII dan Hitler


Paus Pius XII dan Hitler
Konspirasi Agama dan Negara

Judul buku : Hitler’s Pope: Sejarah Konspirasi Paus Pius XII dan Hitler
Penulis : John Cornwell
Penerjemah : Jimmi Firdaus
Penerbit : Beranda, Yogyakarta
Edisi : I, Januari 2008
Tebal buku : xxxii + 520 hlm.

Catatan sejarah yang menghebohkan. Sebuah riset ilmiah tentang sejarah konspirasi agama dan negara yang luar biasa kontroversial ini mengisahkan Eugenio Pacelli (1876-1958), seseorang yang pernah menjabat sebagai Paus Pius XII (2 Maret 1939–9 Oktober 1958) itu ditengarai sebagai sosok gerejawan yang paling berbahaya di zaman modern.
Melalui buku Hitler’s Pope (1999) yang menuai kecaman dari Vatikan, John Cornwell, sejarawan dan jurnalis Inggris yang mengepalai The Human Science and Human Dimension Project pada Jesus College, Cambridge, mempublikasikan fakta baru yang mengagumkan. Dia mengatakan bahwa Paus Pius XII membawa keotoriteran dan sentralisasi para pendahulunya ke tingkat yang paling ekstrem. Dia memaparkan sebuah studi yang mendalam tentang seorang tokoh agama dan negara yang sangat kompleks, yang terombang-ambing dalam rangkaian krisis paling tragis yang pernah melanda daratan Eropa.
Sebagai Sekretaris Negara Vatikan (Cardinal Secretary of State), Pacelli yang memiliki nama lengkap Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli, menandatangani persetujuan dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler (1889-1945), pada 1933 untuk melindungi kekuasaan Gereja Katolik sebagai imbalan atas penarikan Gereja dari ranah politik.
Persetujuan rahasia ini terbukti berakibat fatal. Saat Eugenio Pacelli dinobatkan menjadi Paus Pius XII, ia tetap menolak untuk mengutuk tindakan keji sang Führer; meskipun dia merupakan salah satu pemimpin Eropa yang menyadari bahaya genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu bangsa). Sang Paus bahkan tidak bergeming saat kaum Yahudi Italia berkumpul di bawah tembok Vatikan untuk kemudian digiring ke kamp-kamp pembantaian maut atau holocaust (dari bahasa Yunani, holokauston: persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya). Kegagalan Paus Pius XII mengecam Naziisme, terutama ketika dilihat dari paham anti-Semitnya, adalah salah satu skandal besar di masa perang.
Dengan memanfaatkan dokumen rahasia yang dimiliki Vatikan, Cornwell berhasil membongkar konspirasi rahasia antara Paus Pius XII dan Adolf Hitler. Karya ilmiah yang mengesankan ini merupakan kajian akademis yang objektif dan kritis. Buku ini akan menghukum cacat reputasi seorang tokoh kharismatik untuk selama-lamanya.
Buku Hitler’s Pope tidak dimaksudkan sebagai bahan bacaan yang memaparkan seluk beluk hubungan negara dan gereja, tetapi mengungkap hubungan Pacelli dan Hitler. Kompleksitas Pacelli disingkap dengan tenang, menunjukkan dengan kepekaan tinggi seruan Pacelli dengan beban berat kepausan, yakni tanggung jawab moral dan agama. Tentu saja, tulisan yang bersungguh-sungguh dan brilian berdasar keutamaan bobot sejarah seperti ini akan menimbulkan gelombang kejut dan amarah, serta rasionalisasi dan penyangkalan.
Lima tahun setelah buku Hitler’s Pope ditetapkan sebagai “the international bestseller”, Cornwell mengubah sedikit pandangan kritisnya itu. Dalam majalah The Economist (9 Desember 2004), dia mengatakan, “I would now argue in the light of the debates and evidence following Hitler’s Pope, that Pius XII had so little scope of action that it is impossible to judge the motives for his silence during the war, while Rome was under the heel of Mussolini and later occupied by the Germany.”
Buku Hitler’s Pope memperjelas episode yang sebelumnya diabaikan dalam kehidupan santo, dan memberitahu kita segala kekurangan dalam versi yang bisa diterima. Pius XII dan Yahudi, serta semua hal mengenainya terlalu menyedihkan dan terlalu berat untuk sebuah kepahitan. Kebungkaman yang keterlaluan dan sungguh-sungguh keliru karena telah bersekutu dengan segala kekuatan pembawa penindasan, ketidakadilan, agresi, eksploitasi, dan perang.
Dalam bingkai sejarah yang rigit, Cornwell merunut karakter Eugenio Pacelli dari latar belakang keluarga, masa pendidikan, dan pengalaman diplomatiknya sebelum akhirnya dinobatkan sebagai Paus Pius XII pada 1939. Cornwell secara berani membuka isu hubungan antara Gereja Katolik dan Nazi dalam debat terbuka, meski pada saat yang bersamaan dia dikecam karena dianggap mengabaikan bukti positif dari para pemimpin Yahudi yang memuji tindakan Paus Pius XII dalam penyelamatan kaum Yahudi dari holocaust.
Buku Hitler’s Pope menjadi bukti keberanian seorang jurnalis dalam mengungkap krisis moral yang menimpa tokoh kharismatik sekaliber santo. Cornwell memaparkan fakta bahwa sewaktu ribuan kaum Yahudi ditangkap dan dideportasi keluar dari Roma oleh penguasa Jerman, Pacelli menampakkan kebungkaman “diplomatik” sekaligus “liturgis”. Tidak ada protes atau teguran kepada Hitler, juga tidak ada doa dan misa bagi para korban.

Drs. Syafruddin Azhar adalah kolumnis dan peneliti pada Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik (LPKP) Jakarta.

No comments:

Post a Comment